Calm Down and Be Classy, Girl! ☺

Senin, 15 Oktober 2012

Wanita Yang MenTuhankan Wanita!



Sedikit berceloteh, melihat makin banyak kalangan mengatasnamakan Tuhan pada perilaku dan penampilan luar seorang wanita. Makin banyak orang yang merendahkan dan memandang sepele seorang wanita dari penampilannya.
Mengapa wanita? Ya, karena dewasa ini wanita yang seperti menjadi budak judgement bukan hanya dari laki-laki bahkan sesama wanita sendiri. Bahkan, saat ini penampilan luar menjadi harga jual tersendiri dalam sebuah instansi, lingkungan social atau masyarakat, atau mungkin kadar pantas tidaknya diterima dalam suatu lingkungan baru atau mungkin keluarga bagi seorang wanita. Well, makin ramai produk berlabelkan ‘kesucian luar’ maka makin banyak orang munafik di dunia.
Ada banyak pertanyaan:
“Apa bedanya wanita yang memakai rok mini dengan yang selalu memakai celana atau rok panjang?”
“Apa bedanya wanita yang memakai busana terbuka dengan yang tertutup?
“Apa bedanya wanita bertattoo dengan wanita yang bersih dari segala bentuk ‘rajah’?
“Apa bedanya wanita yang memprofilkan dirinya di social media dengan foto yang tertutup dengan yang tidak?”
“Apa bedanya wanita yang selalu mensertakanTuhan pada statusnya dengan yang sering berbahasa dan berkata frontal?”
Bukankah ini hanya salah satu proses judgement? Dan mungkin bentuk-bentuk self-assesment yang sangat mencerminkan kebobrokan cara berpikir orang yang melakukannya. Karena sesuatu yang hanya Nampak pada luar atau awal perkenalan apalagi sekedar melihat saja tidak dapat dijadikan kesimpulan pribadi seseorang. Dan yang jelas kita bukan orang yang selalu berada 24 jam bersamanya dan salah seorang karib dekat yang selalu hadir sepanjang usianya, bukan tidak mungkin kita tidak mengetahui beberapa alas an atau mungkin mengapa dan bagaimana ia melakukannya saat itu.
Memang benar apabila salah satu penilaian tentang pribadi seseorang dapat dilihat dari self-outsidenya, dan tak ada salahnya menilai! Ya benar, tapi jangan jadikan penempilan luar sebagai kesimpulan pribadi seseorang, apalagi sebagai bahan judgement dan pencelaan terhadap wanita yang mungkin dinilai ‘rendah’ karena penampilan luarnya.
Lucunya, saat ini bukan hanya laki-laki saja yang melakukannya tetapi wanita sendiri terkadang menilai sesamanya dengan buruk tanpa memikirkan sebelumnya dan mungkin lupa bahwa tidak ada malaikat di dunia. Jika dengan cepat menghakimi seseorang, pikirkanlah kembali. Apa benar saat kamu diposisikan yang sama, dengan penampilan yang sudah ‘sopan’ tentunya tapi masih dinilai rendah dan munafik oleh orang lain, jangan berbohong apabila kamu tidak menjawab atau mungkin sekedar berkata dalam hati “Jangan Terlalu Cepat Menilai”?
Mari berkaca diri, jika memang saat ini kamu tampak ‘baik’ dan dinilai ‘bermartabat’ di tengah kalanganmu ada baiknya untuk tidak  dengan segera menilai rendah seseorang hanya dari penampilan luarnya. Lihatlah kembali pada perjalanan hidupmu, jangan bertindak seperti seseorang yang tidak pernah melakukan dosa dan dengan santainya berlaku seperti Tuhan lalu menghakimi orang lain. Sekedar berkata frontal karena berbagai factor pun pasti pernah dilakukan secara tidak sengaja, is it true? Jika kamu sadar kamu manusia, kamu pasti pernah melakukan dosa pantaskah kamu bersembunyi dibalik sebuah harga karena penampilan ‘baik’mu lalu kemudian memandang dan menilai rendah seseorang?!
Just Sayin’.

Rabu, 10 Oktober 2012

The Story Of My Mary


Mary was probably about 14 to 16 years of age when she gave birth to Jesus. This was a very common age for young women to be engaged and marry in biblical times. So the son of God was the son of a teenage mother. Joseph was probably slightly older, around 30.

Joseph and Mary were a very average couple in Israel at that time. They would have been quite poor. Joseph was a carpenter and this job was seen by some religious leaders as a religious duty rather than a profession. Both Joseph and Mary were descendants of King David of Israel, but at this time his family was in the poorest state it had ever been. Mary was also related to the traditional Priest families of Israel through her cousin Elizabeth.

Nazareth, the town where they both lived, was a small hill town on a caravan route through the country. It also had a centre for the temple priests, in which they could come and pray and fast when they were not on duty at the temple. So a wide range of people would travel and visit a town like Nazareth.

Under Jewish law, an engagement like Joseph and Mary's was treated almost like a marriage and could only be broken by an official divorce.

The angel Gabriel, who visited Mary, is God's chief messenger angel and only appears to very important people in the Bible. The first words that Gabriel spoke to Mary 'Greetings, you who are highly favoured! The Lord is with you.' are very important words. 'Highly favoured' means 'God's holy grace is upon you' and is a divine blessing from God - something that would have never normally been said to a peasant girl like Mary! She would have been very scared by this and that is why Gabriel said 'Do not be afraid'.

The name Jesus (or Jeshua as it would have been said then) was a very common name in Israel at that time. If you had gone down a normal street and called 'JESHUA' to some children playing, it is more than likely that a couple of them would be called Jeshua! The name Jesus means 'Saviour' and has a very important meaning in the story.

Mary would have been very surprised with the Gabriel saying that the Holy Spirit would be in her, because in the old Jewish stories, only the very important people had the Holy Spirit come into them. She might not have even believed that it is was going to happen, so she went to see her cousin Elizabeth, who Gabriel said would have a baby, to see if it was really true. She did this even before she told Joseph about Gabriel and Jesus.

Kamis, 04 Oktober 2012

Terima kasih telah memberiku dia, IBU yang luar biasa!


(…)
Dia yang berjuang membuat segala sesuatu nyata bagiku
Dia yang bukan hanya sekilas memberi hidup
Dia yang dengan sepenuh hati mempertaruhkan hidupnya untukku
Dia yang bukan hanya semenit menampung beratku di perutnya
Dia yang dengan segala usaha menjagaku dari segala kecacatan
Dia yang selalu merintih sakit ketika kumenendangnya
Dia yang dengan tangis bahagia saat hadirku di hidupnya

(…)
Dia yang membawaku mengerti segala bentuk warna
Dia yang mengajariku begitu banyak hal
Dia yang tertawa dengan tingkah konyolku
Dia yang berlari meminta maaf saatku menendang sebayaku
Dia yang panik saat demam kecilku datang
Dia yang menggendongku saat aku terjatuh dari sepeda
Dia yang hadir dan tertunduk berdoa saat daguku akan dijahit
Dia yang selalu disini menggenggamku dan berkata “Semua akan baik-baik saja”

(…)
Dia yang mulai sedikit gerah dengan tingkah nakalku
Dia yang mencubitku saat aku mulai menjahili teman sekelasku
Dia yang selalu menegurku saat aku berkata kotor
Dia yang dengan segala usahanya menjaga rahasiaku
Dia yang selalu berjalan di depan menjagaku
Dia yang takkan berkata apa-apa pada ayah ketika nilaiku anjlok
Dia yang lelah tapi dengan sejuta sabar memelukku kembali

(…)
Dia yang bukan hanya sekejap hadir kala kegagalanku
Dia yang bukan sosok sederhana di balik suksesku
Dia yang takkan meminta apa-apa dariku
Dia yang takkan mengharapkan apapun sebagai balas budiku
Dia yang dengan sejuta peluhnya mengurus sampai bentuk kecil masa depanku
Dia yang akan selalu ada di sana memegang tanganku dan berdoa saat 12 juli itu hadir

Dia yang selalu marah, kecewa, banyak bicara, banyak mengatur,
banyak aturan, banyak larangan dan yang jelas banyak membuat kami menangis!
Dia yang menjadi teman, sahabat, pacar, lawan dan musuh terbesarku di rumah!
Dia yang takkan buatku menangis karna kecewa!
Dia yang akan selalu membuatku menangis karna bangga memlikinya!
Dia yang akan selalu membuatku kehabisan kata-kata untuk menggambarkannya!
Dia yang selalu membuatku tertunduk dan bercerita pada Tuhan, Terima kasih karena telah memberiku dia, Mama yang luar biasa!

Rabu, 03 Oktober 2012

Sosok Wanita!


Berbicara tentang kesucian
Tidak termasuk fanatisme agama
Tidak tentang bagaimana memamerkan virginitas
Bukan pula yang meneriaki jalang pada setiap wanita yang berdosa
Bukan bagaimana cara berpakaian yang pantas
Bukan berbicara layaknya seorang ulama
Bukan yang mengatasnamakan Tuhan pada setiap statusnya
Bukan yang berbicara benar salah pada perilaku setiap manusia
Tidak dengan berperilaku layaknya malaikat
Bukan yang berlaku Tuhan di semua jejaring sosial
Tapi,
Sosok wanita yang diam dan memberkati setiap orang yang menghujatnya!
Karena yang merasa bersalah
Yang mengakui suatu kecelaan
Yang tertunduk malu ketika dihujat sampah
Yang mengakui semua orang berdosa
Dan memaafkannya
Itulah Wanita!

Berbicara tentang kecantikan
Bukan yang mengatakan cantik itu bukan budak kosmetika
Bukan yang menertawakan kosmetika sebagai penjamin cantik seseorang
Bukan yang berlaku seperti yang paling mengerti cantik itu apa
Bukan yang  berteriak di setiap media tentang tampilan luar
Tidak pula yang berteriak dan memamerkan cantik itu dari dalam
Bukan yang dengan tidak berdosa menghina fisik seseorang
Bukan pula yang selalu memamerkan kebaikan sebagai bentuk kecantikan
Bukan bagaimana mengatakan cantik itu bukan keliaran
Tapi,
Sosok wanita yang menyadari keterbatasannya
Yang tidak perlu bersembunyi dibalik kumpulan pencela budak kosmetika
Yang menyadari bahwa sekedar bedak pun diperlukan
Yang menyadari setiap orang memiliki kekurangan
Yang menyadari pula setiap orang inginkan sempurna
Yang tanpa merasa buruk pada dirinya
Dan mengatakan semua wanita cantik dimatanya
Itulah wanita!

Menurut Anda: